• Selamat Datang di Website Mushalla Assalam Silaing Bawah Padang Panjang Sumbar
Kamis, 23 Januari 2025

Kepemimpinan dan Kekuasaan

Kepemimpinan dan Kekuasaan
Bagikan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mari kita sejenak merenungkan tentang hakikat kepemimpinan dan kekuasaan di dunia ini. Sebagai hamba Allah, kita harus memahami bahwa kekuasaan, baik itu dalam bentuk jabatan, kedudukan, maupun pengaruh, adalah sesuatu yang diberikan dan dicabut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kehendak-Nya.

Allah berfirman dalam Surah Al-Imran (3:26):

“Katakanlah: ‘Ya Allah, Pemilik Kerajaan, Engkau memberi kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau mencabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.'”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala bentuk kekuasaan di tangan Allah. Dia yang memberi kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki. Maka, jika seseorang diberi kekuasaan, itu adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dengan penuh amanah, keadilan, dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, jika kekuasaan itu dicabut, itu juga merupakan bagian dari takdir-Nya yang harus diterima dengan tawakal.

Kekuasaan Adalah Amanah
Kepemimpinan dan kekuasaan bukanlah sesuatu yang bisa kita anggap sebagai hak pribadi atau sesuatu yang selamanya akan kita miliki. Allah yang memberi, dan Allah pula yang mencabutnya. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab, keadilan, dan ketakwaan. Seorang pemimpin, baik itu pemimpin negara, keluarga, maupun dalam kehidupan sehari-hari, harus senantiasa bersikap adil dan bijaksana.

Mengapa Allah Memberikan dan Mencabut Kekuasaan?
Dalam kehidupan ini, kekuasaan sering kali menjadi ujian. Dalam Surah Al-Anfal (8:27), Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Jika Allah memberi kekuasaan kepada seseorang, itu adalah ujian untuk melihat sejauh mana dia dapat menjalankan amanah tersebut dengan baik. Sebaliknya, jika Allah mencabutnya, itu bisa jadi sebagai bentuk peringatan atau ujian lain bagi orang tersebut, apakah ia dapat menerima takdir Allah dengan ikhlas dan bersyukur.

Hikmah Di Balik Pergantian Kekuasaan
Kekuasaan yang diberikan Allah tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga untuk umat dan bangsa. Pergantian kekuasaan sering kali merupakan bagian dari takdir Allah yang mengandung banyak hikmah. Allah berfirman dalam Surah Al-An’am (6:165):

“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai penguasa-penguasa di bumi. Maka barang siapa yang kufur (ingkar), maka akibatnya bagi dirinya sendiri.”

Pergantian kekuasaan bisa jadi merupakan tanda Allah memuliakan suatu umat dan menghinakan umat lainnya, tergantung bagaimana umat tersebut menjalankan perintah Allah.

Mari kita selalu ingat bahwa segala bentuk kekuasaan yang kita miliki adalah titipan dan amanah dari Allah. Kita tidak boleh sombong atau merasa bahwa kekuasaan itu milik kita selamanya. Allah yang memberi dan Allah yang mencabutnya. Oleh karena itu, mari kita jaga amanah ini dengan sebaik-baiknya, memimpin dengan adil, dan senantiasa bertakwa kepada-Nya.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menjalankan amanah dengan baik dan diberi petunjuk-Nya dalam setiap langkah kehidupan kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

By Abuya

SebelumnyaBerpihaklah Kepada Kebaikan dan KebenaranSesudahnyaAyah Ingat ini
Luas Tanah525
Luas Bangunan125
Status LokasiWakaf
Tahun Berdiri2021