• Selamat Datang di Website Mushalla Assalam Silaing Bawah Padang Panjang Sumbar
Kamis, 23 Januari 2025

Menjaga Hati agar Selalu Bersih dari Penyakit Hati

Menjaga Hati agar Selalu Bersih dari Penyakit Hati
Bagikan

Hati adalah tempat dimana Allah menilai amal seseorang. Dalam Islam, menjaga kebersihan hati sangat penting, karena hati yang bersih akan menghasilkan perilaku yang baik dan mendekatkan diri kepada Allah. Penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan riya’ dapat menghalangi seseorang dari kebaikan dan merusak hubungan dengan Allah dan sesama.

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga hati agar tetap bersih dari penyakit hati, lengkap dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis:

1. Menjaga Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas adalah salah satu kunci utama agar hati tetap bersih dari riya’ dan ujub (merasa hebat dengan amal yang dilakukan). Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa amal yang diterima oleh-Nya adalah amal yang ikhlas.

“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama-Nya” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Jika kita beramal karena Allah semata, maka tidak ada ruang bagi riya’ atau mengharapkan pujian dari orang lain.

2. Memelihara Sifat Tawadhu’ (Rendah Hati)
Sifat sombong dan merasa diri lebih baik dari orang lain adalah salah satu penyakit hati yang besar. Islam mengajarkan untuk selalu bersikap rendah hati, tidak merendahkan orang lain, dan menghindari kesombongan.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu” (QS. Al-Hujurat: 13)

Dalam hadis, Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang pentingnya tawadhu’:
“Tidaklah seseorang itu merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

3. Menjaga Diri dari Hasad (Iri)
Iri adalah sifat yang merusak hubungan antar sesama. Orang yang iri cenderung merasa tidak puas dengan karunia yang diberikan oleh Allah kepada orang lain.
“Dan janganlah sebagian kamu mendengki sebagian yang lain…” (QS. An-Nisa: 32)

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Hati-hatilah kalian dari hasad, karena hasad itu memakan amal-amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Menjaga hati dari iri adalah cara untuk memelihara ketenangan batin dan hubungan baik dengan sesama.

4. Memaafkan dan Menghindari Dendam
Hati yang tidak bisa memaafkan orang lain akan dipenuhi dengan kebencian dan dendam. Islam mengajarkan agar kita senantiasa memaafkan kesalahan orang lain, karena itu akan membersihkan hati dari kebencian.

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ali Imran: 134)

Dalam hadis, Rasulullah SAW juga mengajarkan:
“Bukanlah orang yang kuat itu yang bisa mengalahkan orang lain dengan kekuatan fisiknya, tetapi orang yang kuat adalah yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Hati yang bersih selalu berhubungan dengan Allah. Dzikir dan doa adalah cara untuk mengingat Allah dan menenangkan hati. Dengan dzikir, hati akan menjadi tenang dan terhindar dari kekhawatiran dan kegelisahan.

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)

Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang melazimi dzikir, maka hatinya akan menjadi lembut dan terbebas dari penyakit hati.” (HR. Ahmad)

6. Menjaga Lidah dan Perbuatan
Penyakit hati sering kali muncul melalui perkataan dan perbuatan yang buruk. Oleh karena itu, menjaga lisan dan perbuatan sangat penting agar hati tetap bersih.

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat di timbangan amal seorang hamba pada hari kiamat selain akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Mengingat Kematian dan Akhirat
Salah satu cara untuk menjaga hati tetap bersih adalah dengan senantiasa mengingat kematian dan akhirat. Hal ini akan menumbuhkan sikap zuhud (tidak terikat dengan dunia) dan memfokuskan hati pada tujuan hidup yang sesungguhnya, yaitu mengabdi kepada Allah.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)

Mengingat akhirat akan membuat hati lebih ikhlas dan jauh dari penyakit hati yang timbul karena kecintaan berlebihan pada dunia.

by : Abuya

SebelumnyaBegitu Bahagianya Memiliki Rasa Rindu yang Mendalam kepada Rasulullah SAWSesudahnyaJumat yang Penuh Berkah
Luas Tanah525
Luas Bangunan125
Status LokasiWakaf
Tahun Berdiri2021